Barangkali di antara kita menganggap remeh makhluk Alloh yang
mungil ini yaitu semut. Tidak jarang kita jengkel ketika para semut mulai
menggerogoti makanan atau mencicipi minuman segar yang kita simpan atau siap
untuk dihidangkan dengan rapi. Dengan aktifitas semut ini, sebagian kita
menganggap mereka makhluk yang selalu menyusahkan dan berbagai ekspresi
lainnya.
Namun pernahkah kita menyadari bahwa semut terkadang lebih baik
daripada segolongan manusia.Mungkin antum bertanya-tanya dan sebagian ada yang menentang perkataan ini bahkan ada yang menyatakan: “Manusia adalah makhluk Alloh Subhanallohu wa Ta’ala yang paling baik di dunia ini di antara berbagai makhluk Alloh lainnya apalagi jika dibandingkan dengan sekelompok semut”
. Nah untuk menjawab segudang pertanyaan dan kegundahan hati
kita marilah kita perhatikan kisah-kisah berikut.Namun pernahkah kita menyadari bahwa semut terkadang lebih baik
daripada segolongan manusia.Mungkin antum bertanya-tanya dan sebagian ada yang menentang perkataan ini bahkan ada yang menyatakan: “Manusia adalah makhluk Alloh Subhanallohu wa Ta’ala yang paling baik di dunia ini di antara berbagai makhluk Alloh lainnya apalagi jika dibandingkan dengan sekelompok semut”
Dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu , Rasulullah shalallahu
‘alahi wa sallam bersabda,
yang artinya: “Ada salah seorang Nabi yang singgah di
bawah pohon, lalu ia digigit oleh seekor semut. Lalu ia membinasakannya dan
mencari tempat persembunyian semut tersebut. Setelah itu ia menyuruh untuk
membakar tempat tinggal semut tersebut. Kemudian Alloh menanyakan kepadanya
“Apakah hanya karena gigitan seekor semut engkau membakar satu umat yang
senantiasa bertasbih, mengapa tidak satu semut saja yang engkau bunuh?”” (Shahih, HR. Bukhori dan yang
lainnya)
Dalam kisah yang lain: Ahmad menceritakan, bahwa Waki’ memberitahukan
kami, Mus’ir memberitahu kami, dari Zaid Al-Ami, dari Abu Shadiq Al-Naji. Dia
bercerita, yang artinya:“Sulaiman
bin Dawud pernah hendak pergi mencari air (maksudnya: Sholat istisqa’, meminta
hujan kepada AllohSubhanallohu wa Ta’ala), lalu ia melihat seekor semut dengan
bersandar ke punggungnya dan mengangkat kedua kaki depannya ke langit
mengucapkan: “Sesungguhnya kami adalah salah satu makhluk dari makhluk-makhluk
Mu, kami sangat butuh siraman dan rezeki Mu. Baik Engkau akan mengucurkan air
dan rezeki kepada kami atau membinasakan kami. Kemudian Sulaiman bertutur
(kepada kaumnya): “Kembalilah pulang, kalian akan diberi air (hujan) melalui
doa dari makhluk selain kalian.” (HR.
Imam Ahmad)
Dari kisah tadi, Subhanalloh, Alloh telah memberi petunjuk kepada
semut untuk senantiasa bertasbih kepada Alloh Subhanallohu wa Ta’ala.
Ketika semut membutuhkan bantuan dan pertolongan, ia meminta kepada Alloh
semata, lalu bagaimana dengan kita yang merupakan makhluk yang paling baik yang
telah diciptakan AllohSubhanallohu
wa Ta’ala. Kita senantiasa melupakan AllohSubhanallohu wa Ta’ala karena terlena dengan
kenikmatan-kenikmatan dunia, jarang bersyukur atas karunia Nya, serta jarang
berdo’a keapada Nya. Sebagian besar diantara kita masih saja menyekutukan Alloh Subhanallohu
wa Ta’ala dengan
meminta bantuan kepada Jin, Tukang Sihir, Para Normal, Kiyai, Orang-Orang yang
Telah Meninggal, Tempat-Tempat atau Benda yang dianggap Keramat. Bahkan ketika
tertimpa musibah bencana alam seperti Gempa Bumi dan Gunung Meletus, sebagian
kita tetap saja melakukan ritual-ritual yang tidak ada dalam ajaran Islam serta
menyekutukan Alloh Subhanallohu wa Ta’ala.
Hendaknya kita sebagai manusia merasa malu kepada semut yang selama
ini kita anggap sepele, apalagi kepada Alloh Subhanallohu wa Ta’ala.
Wallahu ‘Alam (Ibnu Yunus Al Andalasy)
(Sumber Rujukan: Syifa’ul ‘Alil Fii Masaaili Qadha’ Wal Qodar Wal
Hikmah Wat Ta’lil, Karya Al Imam Asy Syaikh Ibnul Qoyyim)
Disalin dari: Arsip Moslem Blogs dan sumber artikel dari Media Muslim Info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar